fokusbengkulu,lebong – Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas aparatur desa terkait pengadaan barang dan jasa yang diikuti oleh aparatur desa Kabupaten Lebong, kini jadi sorotan. Selain Bimtek itu menelan dana ratusan juta rupiah, ada hal yang sedikit janggal dalam pelaksanaan Bimtek yang digelar di salah satu hotel di Kota Bengkulu ini. Berdasarkan informasi, jumlah peserta yang mengikuti Bimtek mencapai 60 orang. Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai Jum’at (4/8/2023) hingga Minggu (6/8/2023).
Anehnya, penelusuran media ini, yang hadir di awal acara pada hari pertama hanya sekitar 15-an orang. Di ruang Bimtek, tampak cukup banyak kursi kosong. Lantas ke mana peserta yang lain ? belum diketahui secara pasti. Apakah sudah berada di lokasi Bimtek atau belum.
Terkait hal itu, awak fokusbengkulu.com mencoba mengkonfirmasi Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Lebong Armen Machfudy yang kabarnya mengikuti Bimtek tersebut. Sayangnya, meski sudah beberapa kali dihubungi via nomor WhatsApp (WA) yang biasa ia gunakan, pria yang juga Kades Manai Blau Kecamatan Lebong Selatan itu tidak merespons. Pesan yang dikirim hanya dibaca saja.
Pun demikian saat awak media mencoba mengkonfirmasi dengan pihak penyelenggara Bimtek yakni Yayasan Biru (Bangun Indonesia Baru) Bengkulu melalui nomor Handphone yang tertera dalam rundown acara Bimtek. Pesan yang dikirim terbaca, namun tidak dibalas.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Lebong Reko Haryanto SSos MSi saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu persis berapa jumlah peserta Bimtek.
“Kalau berapa pesertanya, saya tidak tahu. Saya tidak datang (ke tempat Bimtek),” ungkap Reko, Jum’at (4/8/2023) malam.
Ditanya terkait besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh masing-masing peserta untuk mengikuti Bimtek, Reko menyebut Rp 7 juta per orang.
“Iya, Rp 7 juta per peserta,” singkatnya.
Menilik rundown Bimtek yang diperoleh media ini, hari pertama ada empat sesi yang dijadwalkan. Sesi pertama, setelah persiapan dan pre test peserta, materinya adalah orientasi dan kontrak belajar (Building Learning Commitment) oleh tim Yayasan Biru Bengkulu.
Sesi selanjutnya, materi tentang kebijakan dan capaian Pemerintah Kabupaten Lebong dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui sumber DD dan ADD. Pemandunya Dinas PMD Kabupaten Lebong.
Kemudian, sesi berikutnya mulai pukul 13.30 WIB, materi tentang tata kelola pengadaan barang dan jasa di desa. Pemandunya adalah Dr Syarifuddin yang notabenenya adalah mantan ASN Pemkab Lebong. Terakhir, berkaitan dengan tata kelola perpajakan di desa yang disampaikan oleh KPP Pratama Curup.
Diketahui, Bimtek yang diikuti oleh para kades dan perangkat desa di Kabupaten Lebong ini bukan yang pertama di Tahun 2023. Pada bulan Juni lalu, rombongan aparatur desa beramai-ramai berangkat ke Bandung untuk mengikuti Bimtek yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara (LPPAN).
Untuk mengikuti Bimtek tersebut, 1 orang peserta mesti merogoh kocek sekitar Rp 15 juta. Rinciannya, Rp 8 juta untuk biaya Bimtek, dan 5 juta untuk biaya travel selama di Bandung.
Belum lagi biaya transport dari Lebong ke Bandara Bengkulu dan tiket pesawat, kemudian biaya dari bandara Jakarta ke Bandung. Jika diakumulasikan, DD yang terkuras untuk membiayai dua kegiatan Bimtek tersebut mencapai miliaran rupiah.(wez)