fokusbengkulu,lebong – Indikasi carut-marut Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Lebong kembali menyeruak. Jika sebelumnya mencuat kabar bahwa Laporan Pertanggungjawaban (LPj) BUMDes di beberapa desa tidak jelas. Kali ini, kabar tak sedap datang dari Desa Nangai Tayau I Kecamatan Amen. Dana penyertaan modal BUMDes di desa tersebut diduga ditilap alias digelapkan oleh oknum ketua atau direktur BUMDes setempat berinisial Wi. Nilainya cukup besar, kurang lebih Rp 113 juta.
Dana itu kabarnya adalah penyertaan modal mulai tahun 2018 hingga 2020. Penelusuran media ini, berdasarkan pengakuan beberapa warga, dugaan penyelewengan dana BUMDes itu terendus sejak sang ketua ingin mengundurkan diri beberapa waktu lalu.
Namun, keputusan itu hingga saat ini infonya belum ditanggapi oleh pihak pemerintah desa lantaran pengelolaan dana penyertaan modal yang digelontorkan selama beberapa tahun terakhir, tidak jelas.
“Kami masyarakat mempertanyakan bagaimana kelanjutan uang negara (Dana BUMDes,red) yang sudah raib itu,” buka salah satu warga Desa Nangai Tayau I yang meminta namanya tidak ditulis, yang diamini beberapa rekannya kepada fokusbengkulu.com, Selasa (20/9/2022) malam.
Ia juga menyayangkan sikap pihak pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang terkesan mengulur waktu untuk memperjelas terkait LPj penyertaan modal BUMDes. Sudah kurang lebih 7 bulan, kata dia, permasalahan ini mencuat ke permukaan, namun belum ada titik terang sampai saat ini.
“Kami sebagai warga jelas mempertanyakan hal ini apakah adanya permainan dalam pengelolaan antara pengurus BUMDes dengan pemerintah desa sehingga uang dari negara yang disalurkan untuk BUMDes hilang,” bebernya.
Ia mengakui, sejak tiga bulan terakhir, BUMDes Nangai Tayau I sudah ditutup. Bahkan, diduga, penyertaan modal tahun 2021 masih dibekukan di rekening desa.
“Memang kami ini masyarakat biasa namun uang yang sudah disalurkan harus ada pertanggung jawaban,” ucapnya.
Sementara itu, Kades Nangai Tayau I Zainul Halidi saat dikonfirmasi terkait dugaan penggelapan dana BUMDes tidak menampik permasalahan tersebut.
Zainul mengaku, beberapa waktu lalu pihak pemerintah desa sudah melaksanakan mediasi dengan pihak keluarga sang ketua BUMDes berinisial Wi. Sebab, Wi belakangan diketahui telah menghilang entah ke mana.
“Dalam waktu dekat hal ini akan kita laporkan ke penegak hukum dan berkas pengaduan pun sudah disiapkan. Segera kita sampaikan ke pihak berwajib,” ungkap Zainul.(red)