fokusbengkulu,kepahiang – Sat Reskrim Polres Kepahiang berhasil membongkar sindikat yang mencetak dan mengedarkan uang palsu. Sebanyak tiga orang pelaku berhasil ditangkap di sebuah rumah di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Curup Timur pada Kamis (21/7/2022). Mereka adalah FH (36), ER (36), dan AY (24). Ketiganya diketahui merupakan warga Kabupaten Rejang Lebong. Bersama ketiga pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu, petugas juga mengamankan barang bukti berupa uang palsu senilai Rp 35.150.000.
Kapolres Kepahiang AKBP Yana Supriyatna S.IK M.Si didampingi Wakapolres Kompol Jufri S.IK melalui Kasat Reskrim Iptu Doni Juniansyah dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Kepahiang, Jum’at (22/7/2022), menjelaskan, total uang palsu yang telah dicetak oleh para pelaku mencapai Rp 50 juta. Sebagian sudah diedarkan atau dijual ke beberapa kota dalam Provinsi Bengkulu.
“Uang palsu ini dijual seharga Rp 300 ribu per satu juta. Pengakuan tersangka, penjualan baru sekali terjadi. Uang palsu ini juga digunakan untuk membelanjakan barang-barang,” beber Doni.
Ia menerangkan, para tersangka telah beroperasi selama kurang lebih satu bulan terakhir. Mereka memanfaatkan media sosial seperti youtube untuk belajar cara dan hal-hal lain berkaitan dengan teknis mencetak uang palsu.
Ulah ketiganya terbongkar usai membelanjakan uang palsu di wilayah hukum Polres Kepahiang. Menurut Doni, penangkapan bermula saat tersangka membeli Handphone (Hp) di market place Facebook.
Setelah berkomunikasi melalui Medsos, tersangka dan korban sepakat bertemu di Pasar Kepahiang. Ketika bertemu, korban pun menyerahkan Hp miliknya sesuai harga yang telah disepakati. Lalu, tersangka membayarnya dengan uang palsu sebanyak Rp 1.400.000 dan uang asli Rp 200 ribu.
“Korban yang curiga, kemudian mengetes uang palsu itu dengan cara membasahkannya. Tak lama, langsung memudar. Korban yang tidak terima, kemudian melapor ke Polres Kepahiang,” ungkap Doni.
Dia menambahkan, barang bukti lain yang juga ikut diamankan adalah peralatan yang digunakan tiga pria tersebut untuk mencetak uang palsu. Di antaranya, satu unit printer merk Epson warna hitam, satu unit Notebook merk Toshiba warna hitam, kertas HVS merk Sidu, tiga unit handphone dan beberapa barang bukti lainnya.
Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat pasal 36 dan 37 Undang Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
“Ancaman hukuman 15 tahun dan denda paling banyak lima puluh miliar rupiah,” tandas Doni.(red)