fokusbengkulu,lebong – Riski Saputra (29) warga Desa Manai Blau Kecamatan Lebong Selatan, ditemukan tewas gantung diri menggunakan seutas tali yang diikatkan ke kayu penyanggah atap dapur rumahnya di Desa Manai Blau, Sabtu (23/4/2022) sekira pukul 06.05 WIB. Diduga, bapak satu anak ini nekat mengambil jalan pintas mengakhiri hidup lantaran depresi pasca ditinggal oleh sang istri yang kabarnya menikah lagi dengan pria lain, sekitar tiga bulan yang lalu.
Belum diketahui secara pasti, apa pemicu biduk rumah tangga mereka karam. Hanya saja, sejak tak lagi seatap dengan perempuan yang telah ia nikahi itu, Riski kabarnya begitu terguncang.
“Korban ditemukan pertama kali oleh ibu kandungnya atas nama Min Aini, usia 62 tahun. Saat itu, kodisi tubuh korban sudah kaku (Meniggal dunia,red),” ungkap Kapolres Lebong AKBP Awilzan S.IK melalui Kapolsek Lebong Selatan Iptu Soeroso R SH saat dikonfirmasi media ini.
Lebih jauh, Soeoroso menjelaskan kronologi peristiwa yang menggemparkan warga Desa Manai Blau tersebut. Kata dia, Sabtu pagi sekitar pukul 05.30 WIB, Min Aini mendatangi kediaman korban. Tujuannya untuk memberikan obat. Sebab, Riksi sedang menjalani pengobatan tradisional untuk menyembuhkan kondisi kejiwaannya yang diduga terguncang sejak ditinggal istri.
Ketika tiba di rumah anaknya, Min Aini mengetuk pintu berkali-kali. Namun tidak ada respons. Curiga, perempuan yang sudah lanjut usia itu memaksa masuk. Min Aini kaget tak alang kepalang mendapati putranya sudah tak lagi bernyawa dengan tali menjerat leher. Ia berteriak histeris.
Warga sekitar yang mendengar teriakan itu kemudian berdatangan untuk membantu mengevakuasi korban.
“Tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Pihak keluarga juga sudah ikhlas atas musibah ini,” ujar Soeroso. Ia menambahkan, tak lama setelah medapatkan laporan, jajarannya langsung turun ke lokasi dan melakukan olah TKP.
“Kita juga sudah meminta keterangan saksi-saksi kejadian ini,” tandasnya. Di tempat terpisah, Kades Manai Blau Armen Machfudy saat dikonfirmasi tidak menampik bahwa Riski menjadi pribadi yang tertutup pasca badai menghantam rumah tangganya.
“Korban juga sudah jarang sekali bergaul (Bersosialisasi) dengan warga yang lain setelah kejadian itu. Korban selama ini tinggal dengan anaknya yang berusia empat tahun,” ungkap Armen.(red)