Kabid Bina Marga Dinas PUPRP Kabupaten Lebong Haris Santoso ST (tengah) saat meninjau peningkatan jalan baru-baru ini
fokusbengkulu,lebong – Pemkab Lebong melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perhubungan (Dinas PUPRP) komit dalam upaya meningkatkan konektivitas, baik lokal maupun antar provinsi. Terbukti, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, puluhan miliar anggaran telah digelontorkan untuk peningkatan jalur alternatif. Hasilnya, hampir 90 persen jalan penghubung dalam kabupaten saat ini sudah ditingkatkan (hotmix). Seperti ruas jalan Uram Jaya – Muning Agung – Turan Lalang dan Tanjung Agung – Nangai Tayau serta beberapa segmen lainnya.
Tak berhenti sampai di situ, konektivitas antar kabupaten dan antar provinsi juga terus diupayakan agar terealisasi. Seperti, jalan poros tengah yang menghubungkan Lebong – Rejang Lebong – Kepahiang – Bengkulu Tengah (Benteng). Kemudian, jalan penghubung Lebong – Merangin Provinsi Jambi.
Serta Topos – Musirawas Provinsi Sumatera Selatan. Mengingat rencana pembukaan jalan yang menghubungkan antar provinsi ini akan membelah Hutan Lindung (HL) dan TNKS, tentu butuh kerja keras dan dukungan semua pihak agar bisa terlaksana.
“Kalau untuk jalan lintas tengah atau poros tengah, itu perencanaannya sudah dimulai sejak tahun 2012 silam. Bahkan, nota kesepahaman antar bupati, yakni Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang dan Benteng, itu sudah ditandatangani,” jelas Plt Kepala Dinas PUPRP Kabupaten Lebong Joni Prawinata MM melalui Kabid Bina Marga Haris Santoso ST saat dikonfirmasi baru-baru ini.
Toso, begitu dia biasa disapa, mengakui, butuh anggaran yang tidak sedikit untuk merealisasikannya. Sebagai gambaran, kata Toso, sepanjang jalur poros tengah itu, sedikitnya melewati lima lokasi yang memerlukan pembangunan jembatan. Setiap jembatan, bisa menelan hingga Rp 200 miliar.
Meski butuh anggaran yang fantastis, bukan berarti tidak mungkin terealisasi. Kajian teknis pembangunan jalan itu, lanjut Toso, akan tetap berjalan dalam program pengembangan wilayah untuk jangka panjang dan mempersingkat jarak tempuh dari Lebong-Bengkulu. Mengingat, Lebong merupakan lumbung energi, daerah tujuan wisata dan lumbung pangan.
“Makanya, dukungan dari segenap elemen masyarakat, sangat diperlukan. Upaya yang dilakukan oleh Pak Bupati dan Pak Wabup yang gencar menjemput anggaran ke pusat, harus terus kita dukung agar semakin cepat konektivitas itu terwujud,” ujar Toso lagi.
Lebih jauh, ia menuturkan, Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang jalan Lebong dengan nilai Rp 28 Miliar dan tercatat sebagai yang tertinggi di Provinsi Bengkulu, akan lebih difokuskan pada penanganan jalan utama yang biasa dilewati masyarakat.
“Tahun depan, semoga DAK bidang jalan kita tetap yang tertinggi se Provinsi Bengkulu,” tandas Toso.(red)