Bupati Kopli Ansori saat dikonfirmasi usai rapat evaluasi Satgas Covid-19, Selasa (27/7/2021)
fokusbengkulu,lebong – Ketua Satgas Covid-19 yang juga Bupati Lebong Kopli Ansori didampingi Wabup Drs Fahrurrozi MPd memimpin rapat evaluasi pemberlakuan penyekatan di dua pintu masuk Lebong, bertempat di ruang Graha Bina Praja, Selasa (27/7/2021). Dalam rapat yang juga dihadiri Kapolres AKBP Ichsan Nur S.IK, Kajari Arief Indra Kusuma Adhi SH MHum dan Pabung (Perwira Penghubung) Mayor Inf Damanik tersebut, ada beberapa hal yang diputuskan.
Di antaranya, bahwa para sopir travel Lebong yang jumlahnya 49 orang tidak mesti tes swab antigen setiap hari. Melainkan, hanya sekali dalam seminggu. Kecuali, jika ada penumpang travel yang positif saat diswab antigen, maka sopir akan diswab juga.
“Travel..kita pastikan penumpangnya diswab setiap hari. Untuk sopirnya sendiri, itu diswab seminggu sekali. Kecuali..ada ditemukan penumpangnya yang positif. Maka, sopirnya harus diswab,” tegas Bupati.
Kemudian, lanjut Bupati, apabila ada penumpang travel yang terpapar Covid-19, akan diarahkan untuk isolasi mandiri di tempat tujuannya di Lebong. Tidak mesti putar balik. Si penumpang akan diantar dan dikawal menggunakan mobil yang disiapkan oleh tim satgas. Saat isolasi mandiri, Jaminan Hidup (Jadup) yang bersangkutan juga akan disiapkan.
“Walaupun dia ber-KTP luar. Tim Satgas akan mengantar. Karena, kalau dia tetap di travel, maka penumpang yang lain bisa terpapar juga,” ujar Bupati. Orang nomor satu di Kabupaten Lebong tersebut juga menegaskan, Jadup bagi warga yang isolasi mandiri tidak boleh terlambat. Dia tidak ingin mendengar bantuan berupa bahan pangan itu seret. Apa lagi, baru disalurkan setelah berhari-hari warga menjalani isolasi mandiri.
“Hari pertama isolasi mandiri. Jadup untuk 14 hari ke depannya sudah wajib dipenuhi. Jangan lagi terdengar penyaluran Jadup terlambat. Nanti, tingkat kesadaran masyarakat untuk isolasi mandiri menurun,” kata dia lagi.
Ia menuturkan, terkait beberapa hal yang belum maksimal dan perlu penguatan di posko, akan segera diambil langkah. Sehingga, posko yang ada di Desa Bioa Sengok Kecamatan Rimbo Pengadang dan Desa Tik Tebing Kecamatan Lebong Atas, benar-benar berdampak signifikan dalam upaya Satgas Covid-19 untuk mengembalikan Lebong menjadi zona hijau.
“Ini tentu bukan pekerjaan mudah. Tantangan sudah pasti ada. Namun, Insya Allah, bisa berjalan maksimal. Saya juga sangat mengharapkan peran aktif semua pihak. Terutama masyarakat kita, agar terus meningkatkan kesadaran untuk memeriksa kesehatan diri dengan swab,” tandas Bupati.
Posko Efektif
Saat disinggung terkait apakah pemberlakuan penyekatan di perbatasan itu efektif untuk menekan penularan Covid-19 di Kabupaten Lebong, Bupati mengaku sangat efektif. Dia memaparkan, dari sekitar 5000-an orang yang telah menjalani swab antigen, yang dinyatakan positif sebanyak 270-an orang. Dari jumlah tersebut, hanya 20 orang saja yang merupakan warga Lebong.
“Artinya, Lebong masih rendah sekali (Kasus Covid-19). Dan, Nampak sekali hari ini, penyebaran Covid-19 itu mulai terputus di Lebong ini,” ungkap Bupati. Dia mencontohkan, sepekan yang lalu, pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Lebong berjumlah 12 orang.
“Hari ini, hanya ada lima orang,” demikian Bupati. Sekedar mengingatkan, posko penyekatan resmi diaktifkan terhitung sejak Rabu (21/7/2021) lalu. Pemkab Lebong sendiri menyiapkan lebih dari 10.000 alat swab antigen dan diberikan secara gratis kepada setiap warga yang akan masuk ke Kabupaten Lebong. (wez)