Home / Daerah / Kota Bengkulu / Obituari Sahyarudin ; Hidup Itu Singkat

Obituari Sahyarudin ; Hidup Itu Singkat

Senin, 5 Apr 2021 09:50 WIB
Editor : Emzon Nurdin

Oleh Zacky Antony

Malam Minggu (3/4/2021), bakda Magrib, saya dan istri sudah berada di RS Tiara Sella Jl. S Parman Kota Bengkulu. Saya sengaja Magrib di luar rumah untuk mengejar jam bezuk pukul 18.00 – 20.00 WIB. Siang harinya saya memang sudah berpesan ke istri, nanti malam kita menjenguk Sahyarudin. Kondisinya kritis. 

Setelah bertanya ke seorang perawat, kami naik ke lantai M. Tempat rekan kami Sahyarudin (55), dirawat di Ruang ICU (Intensif Care Unit). Sebelumnya, dia lebih dulu dirawat di kamar 305 lantai 5. 

Ketika siang harinya membaca info di grup WA beliau pindah ke ruang ICU, saya sudah menaruh firasat tidak enak. Maklum, ICU adalah ruang darurat. Pasien yang dirawat di ICU umumnya dalam kondisi koma atau darurat. Butuh pertolongan medis yang ekstra.

Benar saja. Saat masuk ke ruang ICU, Sahyarudin masih dalam kondisi tidak sadar. Saya melihat di hidungnya masih terpasang ventilator untuk  membantu pernafasan. Suara dia menarik nafas masih terdengar jelas. Beberapa kabel terhubung ke monitor.

Terdengar suara tit tit tit dari layar monitor sambil menampilkan grafis kinerja organ tubuh seperti detak jantung, tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah.

Saya tidak tega melihat kondisinya. Tak sampai lima menit, saya keluar dari ruang ICU. Saya lihat istri sedang ngobrol dengan istri Sahyar, Halimah. 

Dari cerita Halimah, pada hari Sabtu, Sahyarudin masih sempat pergi ke Kaur, kampung halaman istrinya. Meski sempat dicegah oleh istri, namun Sahyarudin tetap nekat ingin berangkat ke Kaur karena ada hajatan keluarga. “Nggak enak kalau tidak pergi Ma,” ujar Sahyar seperti ditirukan sang istri. 

Sepulang dari Kaur itulah, dia terpaksa dirawat di rumah sakit karena badan kejang-kejang. Diketahui gula darahnya sempat mencapai 400 mg. Normalnya 80 – 120 mg. 

Ternyata malam Minggu itu menjadi kesempatan terakhir saya melihatnya. Esoknya, Minggu (4/4) sore, saya baru saja memasukkan mobil ke garasi ketika istri memberitahu Sahyarudin meninggal. Rupanya istri saya melihat informasi di WAG IKWI. Saya sendiri belum buka HP. Setelah membuka HP benar saja, di WAG PWI sudah dipenuhi ucapan innalillahi wainna ilaihi rojiun. 

Sahyarudin lahir di Curup Kabupaten Rejang Lebong pada 3 November 1966. Meninggalkan satu orang istri, Halimah. Empat orang anak masing-masing Angga Warta Syahputra, Rachma Dwi Syahfitri, Ruliansyah dan Rikei Rafsanjani. Dua orang menantu yakni Novita Sari dan Yoba Farizky. Serta satu orang cucu, Muhammad Genta Pratama.

Sebelum kabar dia dirawat di rumah sakit, saya sempat dua kali bersama seorang teman, menjenguk Sahyarudin di kediamannya Kelurahan Betungan. Kondisinya saat itu sehat. Dia sangat terhibur. Bahkan kami ngobrol sampai tengah malam. Saat ingin pamit pulang, dia sempat mencegah. “Kelaklah (nantilah),” katanya berusaha menahan.

Yang saya tangkap dari ngobrol-ngobrol tersebut, dia butuh teman bertukar pikiran. Maklum, setahun lebih terbaring sakit. Hanya sesekali keluar rumah. Itupun harus dibantu anggota keluarga. Tentu membosankan. Meski sakit, dia semangat diajak diskusi. Tentang apa saja. 

Sahyarudin sudah lima tahun terakhir mendampingi saya sebagai Sekretaris PWI Provinsi Bengkulu (2015 – 2021). Usianya sebelas tahun lebih tua dari saya. Karenanya saya dan teman-teman biasa memangilnya kando. Itu panggilan akrab untuk para pengurus yang lebih tua usia. Yang berusia lebih muda, kami panggil dindo. 

Selama lima tahun ini pula, dia aktif mengikuti setiap kegiatan PWI. Saat Bengkulu menjadi tuan rumah Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) PWI Tahun 2017, dia termasuk yang paling sibuk. Bersama saya, setiap acara HPN tidak pernah absen. Terakhir HPN di Surabaya tahun 2019. HPN 2020 di Banjarmasin, dia sudah sakit sehingga tak bisa hadir. 

Pengalaman kewartawanannya dimulai di RRI Bengkulu. Pernah satu periode menjadi komisioner KPU Kepahiang. Dia aktif di PWI sejak lama. Di saat sedang sakit, dia masih berusaha datang. Kegiatan terakhir PWI yang sempat diikutinya adalah pengecatan Tugu Pers Bengkulu di Kelurahan Kampung Cina menjelang HPN 9 Februari 2021.

Saya dan teman-teman kaget melihat dia datang. Karena dia belum bisa berjalan mandiri. Harus dipapah. Semangatnya untuk hadir membuat yang lain terpacu.

Bila ingat hari pengecatan tugu pers itu, tidak disangka dia akan pergi begitu cepat. Tapi beginilah kehidupan. Tidak ada yang abadi. Ketika ajal tiba. Semuanya harus ditinggalkan. Harta, jabatan, anak, istri dan para sahabat.

Saya mencoba menghitung-hitung; satu, dua, tiga, empat, dst. Sederet teman sudah pulang duluan menghadap sang khalik. Sama seperti Sahyarudin, teman-teman tadi meninggal sebelum mencapai usia wafat Nabi Muhammad 63 tahun. Bahkan ada yang belum 50 tahun. 

Semoga ini menjadi renungan bagi kita yang masih hidup. Bahwa kita pasti akan menyusul. Kematian adalah kepastian yang sudah ditegaskan dalam Alquran. Hanya waktunya kita tidak tahu kapan. Bisa hari ini, besok, lusa atau kapan saja. Tak peduli tua atau muda.

Selamat jalan Kando Sahyarudin. Semoga husnul khatimah. Amin.

*Penulis adalah Ketua PWI Provinsi Bengkulu

 

Baja Juga

News Feed

Hujan Tak Surutkan Semangat Pendukung Kopli – Roiyana Hadiri Kampanye Akbar, Massa Membeludak

Kamis, 21 Nov 2024 08:31 WIB

fokusbengkulu,lebong – Dukungan kepada Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lebong Nomor Urut 1 Kopli Ansori SSos – Roiyana SSy untuk...

Gempar ! Aksi Bun*h Diri Pria di Lebong Terekam Kamera, Terjun dari Tower Setinggi Puluhan Meter

Selasa, 19 Nov 2024 10:20 WIB

fokusbengkulu,lebong – Warga Kelurahan Embong Panjang Kecamatan Lebong Tengah dan sekitarnya pada Selasa (19/11/2024) pagi digemparkan dengan aksi...

Tumpah Ruah, Masyarakat Uram Jaya Bersatu Menangkan Kopli Ansori – Roiyana

Senin, 18 Nov 2024 04:55 WIB

fokusbengkulu,lebong - Ribuan warga Kecamatan Uram Jaya tumpah ruah menghadiri kampanye tatap muka pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lebong...

Patahkan Statement Lawan dengan Data, Kopli Ansori Dinilai Unggul Debat

Sabtu, 16 Nov 2024 01:06 WIB

fokusbengkulu,lebong – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebong menggelar debat publik kedua sebagai debat terakhir antar Pasangan Calon...

Pilkada di Depan Mata, KPU Lebong Ajak Gunakan Hak Pilih, Jangan Golput !

Senin, 11 Nov 2024 09:19 WIB

fokusbengkulu,lebong – Pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Lebong Tahun 2024 sudah di depan mata. Hari...

Lebong Bergolak, Ribuan ASN dan THLT Turun ke Jalan, Desak Plt Bupati Mundur

Rabu, 6 Nov 2024 04:20 WIB

fokusbengkulu,lebong – Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas Terdaftar (THLT) di lingkup Pemkab Lebong dan perangkat desa yang...

Usai Diproses Bawaslu, 20 ASN Lebong Terancam Sanksi BKN

Selasa, 8 Okt 2024 08:24 WIB

fokusbengkulu,lebong - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Lebong telah memproses laporan dugaan pelanggaran netralitas Aparatur Sipil Negara...

Ini Visi Misi Paslon Bupati dan Wakil Bupati Lebong, Yuk Simak !

Sabtu, 5 Okt 2024 12:28 WIB

fokusbengkulu,lebong – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebong telah resmi menetapkan dua Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati...

Penunjukan Pj Sekda Diduga Kental Muatan Politis, Tim Hukum Kopli – Roiyana Minta Kemendagri Anulir

Jumat, 4 Okt 2024 12:36 WIB

fokusbengkulu,lebong - Penunjukan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu Donni Swabuana ST MSi sebagai Penjabat (Pj)...

Rombak Pejabat, Plt Bupati Lebong Tuai Kecaman

Sabtu, 28 Sep 2024 11:20 WIB

fokusbengkulu,lebong – Wakil Bupati (Wabup) Lebong Drs Fahrurrozi MPd yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lebong per tanggal 25...

Berita Terbaru

International

Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.

Fokus