Dr Gushevinalti M.Si
fokusbengkulu,kotabengkulu – Peneliti Media Sosial (Medsos) sekaligus Dosen di Universitas Bengkulu (Unib) Dr Gushevinalti M.Si menyebut, berdasarkan hasil penelitiannya, orang Indonesia, tidak terkecuali warga Provinsi Bengkulu, sangat menggandrungi internet.
Bahkan, setengah bercanda, dosen cantik yang menjadi pemateri dalam JMSI Talk Series 2 ini mengaku bahwa kebutuhan dasar manusia sekarang sudah bertambah. Dari sandang, pangan, papan. Menjadi, sandang, pangan, papan, dan casan.
Yang lebih mengejutkan lagi, kata dia, jika diakumulasikan, orang Indonesia bisa menghabiskan waktu hingga 8 jam sehari untuk mengakses internet. Penetrasi tersebut mayoritas melalui smartpone.
“Berapa jam sih penetrasi masyarakat Indonesia dalam mengakses internet..Delapan jam. Kalau waktu kerja kita, atau waktu sekolah kita itu 7 jam setengah. Bayangkan, 8 jam waktu kita habiskan untuk berselancar di dunia maya,” ungkap Gushevinalti, saat memberikan pemaparan dalam JMSI Talk dengan tema Suksesi Pilkada di Tengah Pandemi, di Hotel Santika Kota Bengkulu, Selasa (20/10/2020).
Dia menambahkan, angka itu (Delapan jam per hari,red), hampir dipastikan bertambah dalam rentang waktu Januari hingga Desember 2020.
“Saya saat ini sedang menunggu hasil survey APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). Dari Januari 2020 sampai nanti akhir tahun. Saya kira akan membludak naiknya,” ujarnya.
Hal tersebut, kata Dosen yang murah senyum ini, bukan tanpa alasan. Di tengah Pandemi, banyak kegiatan yang biasanya digelar secara tatap muka. Berubah menjadi Daring (Dalam Jaringan,red), demi menekan penularan Covid-19 (Corona Virus Disease).
Selain itu, Gushevinalti juga meyakini, mereka yang tengah mengenyam pendidikan. Mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Setelah mengikuti belajar online, kegiatan yang dilakukan adalah mengakses internet.
“Contohnya, kalau anak-anak kita nih, habis jam belajarnya. Coba, apa aktivitas mereka. Main game online. Itu, memberikan kontribusi bahwa penggunaan internet itu sangat tinggi,” katanya.
Kaitannya dengan Pilkada, tambah Gushevinalti, tingginya akses internet membuat kampanye melalui Medsos menjadi prioritas. Terlebih dengan adanya pembatasan jumlah peserta yang boleh mengikuti kampanye sesuai dengan aturan KPU.
“Fenomena di tengah masyarakat, medsos begitu mendominasi saat ini,” tandasnya. (red)